Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

KEKERAMATAN BULAN SURO BAGI MASYARAKAT JAWA

Kenapa Masyarakat Jawa takut melaksanakan hajatan di Bulan Suro? Apa yang menyebabkan Bulan Suro menjadi Bulan keramat?                 Mungkin banyak diantara kalian yang belum mengerti kenapa masyarakat Jawa takut melaksanakan hajatan di Bulan Suro atau kalian hanya mengetahui jika melaksanakan hajatan di Bulan Suro akan tertimpa sial. Berikut ini penjelasan mengenai Asal Mula munculnya Kekeramatan Bulan Suro yang dipercayai oleh masyarakat Jawa; Sebenarnya kekeramatan Bulan Suro disebabkan oleh faktor atau pengaruh budaya Kraton. Hal tersebut menimbulkan kepercayaan di kalangan Masyarakat Jawa bahwa kegiatan-kegiatan tertentu seperti pernikahan, hajatan dan sebagainya tidak berani dilakukan.                   Masyarakat Jawa menyakini, bahwa Bulan Suro atau Muharram adalah bulan yang paling agung dan mulia, sebagai bulan (milik) Allah SWT. Karena itu, masyarakat Jawa tidak boleh menyelenggarakan hajatan pada bulan Suro, yang dapat melaksanakan hajatan hanya Raja atau Sultan yang

Asal Usul Penyebutan Kata "SURO" di Masyarakat Jawa

Banyak dari kalian terutama generasi sekarang yang mungkin masih bingung, sebenarnya Suro atau Asyura penyebutan dalam Perayaan Satu Suro di Jawa? Tulisan dibawah ini, sedikit dapat, menjelaskan mengenai asal usul kata "Suro" di Perayaan Satu Muharram atau Suro pada Masyarakat Jawa. "Suro" merupakan sebutan bulan Muharram di kalangan masyarakat Jawa. Kata tersebut berasal dari kata "asyura" dalam Bahasa Arab yang berarti sepuluh, yaitu tanggal 10 bulan Muharram. Pada kalender Jawa, dari 29 atau 30 hari Bulan Muharram, 10 hari pertama menurut masyarakat Islam-Jawa dianggap hari yang paling keramat. Sedangkan bagi masyarakat Islam, tanggal 10 bulan Muharram memiliki arti yang sangat penting, dan sudah menjadi tradisi. Karena sudah menjadi adat istiadat, oleh masyarakat Indonesia terutama masyarakat Islam-Jawa, kata "Asyura" menjadi lebih terkenal dibandingkan nama Muharram, dan dalam lidah orang Jawa menjadi "Suro". Jadilah kata

Asal Usul Bubur Ayam di Nusantara

Kenapa pedagang bubur hanya ada di pagi hari? atau kenapa bubur menjadi menu sarapan masyarakat pada umumnya?😮   Menurut Pakar kuliner, William Wongso mengatakan bahwa orang Cina memiliki kebiasaan makan bubur sebagai sarapan ketika sedang ekspansi dagang ke negara lain. Selain mudah pembuatannya, bubur memiliki simbol nilai perjuangan bagi pedagang Cina yang masih mengalami kemiskinan. Masyarakat Indonesia pun tertarik membuat bubur dengan dipadukan oleh bumbu" lokal yang dimiliki. Seperti Bubur Ayam dengan resep khas Betawi. Bubur yang disajikan lengkap dengan kedelai goreng, cakwe, krupuk, daun bawang, suiran ayam, dan disiram dengan kuah kaldu gurih.        Referensi: https://m.republika.co.id/amp/ppuvjh414 Jurnal Pariwisata Terapan, No.1,Vol.1,2017.