Mungkin banyak dari kalian yang bertanya tanya, bagaimanakah awal mula Tradisi Suro di Nusantara? Apa hubungannya Kalender Anno Javanise (AJ) dengan tradisi suro di Nusantara?
Tradisi malam Satu Suro sendiri bermula saat zaman Sultan Agung sekitar tahun 1615-1645. Pada tahun tersebut, masyarakat masih mengikuti sistem penanggalan Tahun Saka yang diwarisi dari tradisi Hindu.Pada masa Sultan Agung, kalender atau penanggalan sangat penting bagi kehidupan negara. Hampir semua kegiatan masyarakat Jawa saat itu, khususnya budaya, berpusat pada sistem kalender. Pada masa Sultan Agung ada dua sistem kalender yaitu Kalender Saka yang mengikuti sistem solar (Syamsiyah) yaitu perjalanan bumi mengitari matahari dan Kalender Hijriah mengikuti sistem lunair (Komariyah) yaitu perjalanan bulan mengitari bumi, karena perbedaan tersebut menimbulkan suatu gagasan atau ide untuk memadukan dua sistem kalender, antara lain:
1. Menyebarkan Ajaran Islam
Adanya perbedaan dalam sistem kalender pada masa Sultan Agung, maka digunakan metode perpaduan antara tradisi Jawa dan Islam, dengan menetapkan 1 Muharram sebagai tahun baru Jawa, yang setiap tahunnya tradisi malam Satu Suro selalu diperingati sebagai bentuk memperluas ajaran Islam di tanah Jawa.
2. Persatuan Rakyat
Pada masa kekuasaan Belanda di Batavia, Sultan Agung ingin menyatukan rakyatnya serta "menyatukan Pulau Jawa" karena ingin menggempur Belanda dengan menghilangkan perbedaan rakyatnya agar tidak terbelah karena keyakinan agama (menyatukan kelompok santri dan abangan). Maka setiap hari Jum'at Legi, dilakukan pengajian oleh para penghulu Kabupaten, dan dilakukan ziarah kubur ke makam Sunan Ngampel dan Giri.
3. Kepentingan Politik
Sultan Agung dalam memimpin Kerajaan Mataram yang banyak menghadapi pemberontakan, bersiasat untuk mengupayakan kepercayaan rakyat sepenuhnya pada dirinya dengan cara memenangkan perang, menindas pemberontakan.
Siasat tersebut dilancarkan dengan memerangi kewalian Sunan Giri yang diakui seluruh negeri sebagai pimpinan agama Islam tertinggi. Dengan bantuan Tuan Pangeran Pekik dari Surabaya (adik iparnya), tentara Sunan Giri dapat dikalahkan. Kemudian untuk memusatkan kekuasaan agama dan kekuasaan politik pada dirinya dalam memimpin Kerajaannya, maka Sultan Agung mengubah perhitungan kalender.
Dari uraian tersebut, maka Sultan Agung menciptakan Kalender Jawa yang disebut Kalender Sultan Agung atau Anno Javanise (AJ). Kalender ini dimulai pada tanggal 1 Suro tahun Alip, dengan angka tahun meneruskan angka tahun Saka 1555, yang bertepatan tanggal 1 Muharram 1043 H atau 8 Juli 1633 Masehi.
Referensi:
Kamajaya, 1 SURO TAHUN BARU JAWA Perpaduan Jawa-Islam, Yogyakarta: UP. INDONESIA, 1992.
Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Ensiklopedia Islam Nusantara Edisi Budaya, Jakarta: Penerbit Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam & Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2018.
Komentar
Posting Komentar